Ku lihat kini, kau semakin terjatuh
lama tersesat meraba kabut
tanggalkanlah semua angkuh
biar mimpi peluk hati hingga fajar bersambut
Hari terasa biaskan mata
terkecoh angin pada arahmu
hati remuk retak karena sebuah rasa
rantai hidup belenggu sayapmu
Tak perlu tangisi sudah
luka perih kian bernanah
karena bunga tiada ‘kan semi
dan burung-burung enggan bernyanyi
Biar waktu hanyutkan sedihmu
jauhi dirimu terbawa luas samudera
kenanglah tawa mu di kala itu
saat tiada tangis merajai sukma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar