Aku hanyalah sebilah jiwa yang mencoba merangkai kata dari lembutnya rasa
Entah aku ingin bicara apa...
Sampai senja bertiraikan gulita...
aku masih coba menguntai kata yang tak tau untuk siapa....
Aku sadar aku bukan apa-apa...
Mungkin aku hanya kilatan cahaya yang melintas di kerlingan bola matamu,atau hanya sekedar udara yang melewati rongga nafasmu...
Ia tak mau luluh bersama napas yang kuhembuskan,ia yang selama ini menemaniku bersama kesunyianku....
Ia membuatku belajar sabar,belajar bagaimana mengendalikan egoku,ia kan kusimpan dan takan kubuang...
tapi aku takut ia terdengar oleh mu sehingga bisa membuatmu menangis
Sedang beberapa burung tlah terhingap disana...
Ku kira ia sanggup,
namun nyatanya ranting kaku itupun patah bersama kepakan sayap yang meninggalkannya
Ada ucap yang ingin ku sampaikan padamu senja ini...
dan kulihat rentetan kata diantara langit yang tak lagi pucat....
tak bisa terhapus bersama angin yang berhembus....
takan habis dalam syair yang tak pernah selesai ku tulis
hempas ombak masih sisakan sajak yang belum usai
pesisir ruangkan hamparan lembut tuk tuangkan cerita
merayap awan gelap rangkai alur hingga titik asa
aku pun terpekur diam hempaskan kata dalam sajak kita
senja tlah satukan dan pisahkan rasa
Tak lagi bersama seumpama pasir pada gelombang
Tak lagi terlihat seperti mata pada kornea nya
hingga sapa pun mejadi aksara tak berguna.....
haruskah kutulis gundahku
dalam sajak-sajak airmatamu atau
kutelan bayangmu bersama debur ombak
meski kenangan itu tetap berada dalam syair-syair ku
ternyata bayang-bayang tak pernah mau mengerti
ternyata tak pernah benar-benar pergi
kadang bayang-bayang itu datang tuk sekedar menjiarahi
menelanku dengan amuk yang menusuk
membuatku gentar tanpa sadar ...menjelma menjadi narasi penuh emosi
Jangan kau bacakan Syair-syair ku untuk mengenangku,
cukup segenggam tanah dari kubur hatimu
untuk bisa ku genggam dalam tidurku.
agar kulihat kau tersenyum.
merinding baca'y bang...
BalasHapusmantap..